11 Oktober 2009

Resep Menulis Artikel


”Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama tidak menulis,
ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian”

(Pramudya Ananta Toer)

Anda ingin menjadi penulis artikel yang baik..?. Berbahagialah karena tidak semua orang mempunyai keinginan seperti Anda. Artinya, kita setidaknya mempunyai niat mulia untuk bisa mencerahkan masyarakat dengan pengetahuan yang kita miliki. Kalau seumpama nanti kita mendapatkan honor dari artikel yang kita buat itu, anggaplah sebagai rizki Tuhan yang dititipkan bagi kita untuk bisa dipergunakan sewajarnya.

Yakin saja, menulis artikel itu gampang. Hanya saja, untuk bisa menulis artikel dengan baik atau bisa dimuat di koran dan majalah tertentu memang membutuhkan beberapa latihan dan pengalaman. Ada beberepa resep jitu untuk menuju kerah sana;
1. Sesuaikan dengan tema aktual : Layaknya pembaca, tentu saja membutuhkan informasi yang terbaru, termasuk analisis mengenai fenomena terbaru. Disinilah tema-tema tulisan itu muncul. Tugas kita adalah memberikan penjelasan yang memadai tentang masalah terbaru itu, bukan justru memperumitnya. Lebih baik lagi bisa memberikan solusinya. Ini berlaku ketika menulis artikel di koran atau majalah. Beda ketika menulis untuk media komunitas, tema artikel lebih leluasa untuk kita tentukan sendiri.
2. Jangan berlama-lama : Kadang orang mempunyai pandangan serupa dalam melihat dan membaca fenomena yang terjadi. Untuk itulah, sebelum orang lain menulis artikel dengan tema dan analisis yang dimungkinkan akan serupa, lekaslah bergegas untuk menulis. Persiapan tentang referensi, data, pemikiran tokoh tertentu memang penting untuk menambah bobot tulisan. Tapi, persiapan itu jangan terlalu lama karena bisa menghilangkan momentum aktualitas.
3. Bangun Orisinalitas : Orisinalitas ini terkait sejauhmana gagasan-gagasan baru diketengahkan. Data dan referensi itu perlu tapi sifatnya hanya menambah bobot tulisan saja. Justru yang lebih penting lagi adalah gagasan orisinil kita. Disinilah kita akan dinilai oleh pembaca sebagai seorang dengan pemikiran baru yang bijak dalam memandang dan menyelesaikan masalah, atau justru menjadi tukang provokatif dan memperkeruh keadaan.
4. Terfokus : Artikel termasuk karangan yang pendek. Disana hanya tema-tema tertentu saja yang dibahas. Untuk itulah semakin terfokus tema yang dibahas semakin baik karena kita mempunyai lebih banyak ruang untuk mengurai masalah tersebut dengan lebih detail.
5. Mudah dipahami : Kita menulis untuk orang lain. Agar mudah dimengerti pembaca, bahasa yang kita gunakan usahakan jangan terlalu rumit. Penggunaan bahasa asing yang tidak terlalu perlu sebaiknya dihindari. Begitu juga dengan istilah-istilah teknis yang kadang tidak semua orang mengetahui artinya. Intinya, pembaca jangan terlalu dibebani dengan sulitnya mencerna artikel yang kita tulis sebab sudah untung mereka mau membacanya. Kalau bahasa terlalu rumit dan membosankan, tentu saja pembaca akan melewatkan atau bisa jadi lekas-lekas mencampakkan karya kita.
6. Spesialis : Kita akan lebih mudah menulis sesuai dengan minat dan “kepakaran” kita. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap artikel yang dibuat. Artinya, artikel akan mempunyai kecenderungan yang berbobot ketika ditulis oleh pakarnya. Kita boleh-boleh saja menulis segala hal, lintas tema. Tapi, tentu saja ada banyak keterbatasan wawasan. Untuk itulah, menekuni tema-tema tertentu yang menjadi minat dan “kepakaran” kita itu perlu sehingga pembaca pun akan bisa menikmati karya artikel yang lebih berbobot karena ditulis oleh seorang “pakar”, bukan orang “kebanyakan”.
7. Pantau Tajuk Rencana : Sudut pandang media (koran, majalah) bisa dibaca lewat tajuk rencana media tersebut. Jika media mengulas tema tertentu mengenai suatu masalah dalam tajuk rencana mereka, itu berarti media mempunyai perhatian terhadap masalah itu. Sebagai tindak lanjutnya, kita bisa menulis dengan versi kita dengan lebih dalam terhadap apa-apa yang dihgembuskan media dalam tajuk rencananya.
8. Belajar dari Senior : Senior dalam hal ini adalah orang yang terbiasa menulis artikel. Kita bisa mencermati gaya penulisannya, cara bertutur, cara memaparkan ide dll. Langkah ini cukup efektif bisa dijalankan untuk menambah dan mengasah kemampuan kita dalam menulis artikel.
9. Awas Aturan Main : Dunia kepenulisan di tanah air belum mengijinkan penulis mengirmkan karya yang sama untuk beberapa media. Mau tak mau kita harus sabar menunggu karya kita dimuat di media tertentu. Jika sudah ada kepastian atau jangka waktu tertentu tidak dimuat, baru kita kirimkan ke media lain. Selain itu, ruang juga dibatasi. Sebuah artikel biasanya tidak lebih dari 6 halaman spasi 1,5.
10. Menulislah : Untuk sementara, abaikan saja resep-resep diatas. Yang Anda perlukaan sekarang adalah memulai menulis, menulis dan menulis lagi sampai artikel selesai dibuat dan siap untuk dikirim. Demikian semoga bermanfaat. Selamat berkarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar