25 Juni 2009

PMB Segera Tiba, Benahi Kekurangan

Pendidikan sebagai mesin penggerak untuk melakukan perubahan. Dan tentunya, setiap orang tua mendambakan anaknya sukses menggapai apa yang dicita-citakan, meski harus memeras keringat bahkan banting tulang, gali lubang tutup lubang untuk mencapai kesuksesan tersebut. Pada umumnya, kampus menjadi tempat terakhir lembaga formal pendidikan, yang dinilai akan mengangkat derajat mereka dan sebagai tempat terakhir menempuh studi setelah lulus SMA.

Akhir-akhir ini suasana kampus mulai ramai mengingat penerimaan mahasiswa baru sudah mendekat, tak terkecuali UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. UIN SuKa-Yo, sebagai kampus rakyat, kampus putih sekaligus kampus perlawanan adalah salah satu pilihan masyarakat kelas menengah ke bawah untuk menggantungkan semua harapan itu. Namun, akhir-akhir ini tersebar isu tentang kenaikan biaya di UIN yang kian tak terbendung. Hal ini yang di khawatirkan oleh beberapa pihak dari mahasiswa terhadap makin membengkaknya biaya kuliah.

Di sisi lain, terlepas isu itu benar atau tidak. Yang pasti sudah semakin nampak jelas jika kita telaah secara kritis dan pihak Universitas masih terkesan menutupnutupinya. Namun, bukanlah menjadi soal yang penting bagi calon mahasiswa baru yang akan mendaftar di UIN. Hal ini dikarenakan masyarakat di luar UIN masih memandang biaya kuliah di kampus perjuangan ini tergolong murah. Entah pandangan tersebut akan bertahan sampai kapan, yang jelas hal demikian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Universitas dalam persiapan penerimaan mahasiswa baru tahun ini.

Ada yang berbeda dari penerimaan mahasiswa baru di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kali ini. Hal demikian diungkapkan oleh Kepala Directorate For admission, Promotion, and international Cooperation (DAPIC), Bapak Munawar saat ditemui reporter Rhetor, di gedung lama PKSI yang sekarang menjadi kantor DAPIC, Jum’at (08/05). “Jadi, ditahun ini terjadi banyak perubahan tentang mekanisme penerimaan mahasiswa baru, dibandingkan dengan tahun-tahun kemarin. Baik itu dari segi birokrasi kepanitiaan maupun adanya penambahan tiga jalur masuk. Yang asalnya ada enam jalur masuk sekarang menjadi sembilan jalur untuk masuk ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini”, lanjut Munawar.

Persiapan penenerimaan mahasiswa baru yang di lakukan oleh pihak Universitas sudah dimulai sejak 6 bulan yang lalu, tapi teknisnya baru akan dilaksanakan bulan Februari, tepatnya sebulan sebelum pelaksanaan. Dan ini dilaksanakan oleh pihak DAPIC yang baru tahun ini berdiri. Berdirinya DAPIC, merupakan salah satu faktor yang membedakan mekanisme penerimaan mahasiswa baru tahun ini dengan tahun-tahun kemarin. Didirikannya DAPIC oleh pihak Rektorat, dikarenakan ingin adanya lembaga khusus yang mengatur sistem penerimaan mahasiswa baru. Agar lebih terpusat dan lebih teratur. Di lain pihak karena Rektorat baru memilih ruang yang terbatas. Dengan adanya DAPIC ini, calon mahasiswa baru dapat mendaftarkan dirinya atau membeli formulir pendaftaran setiap tahun tanpa harus menunggu dibukanya pendaftaran. Berbeda jauh dari tahun kemarin. Yang apabila waktu pendaftaran telah ditutup, maka berakhir pula tugas dari kepanitiaan (PMB). Namun kini, kepanitiaan DAPIC terus bekerja meski pendaftaran telah ditutup.

Mengenai biaya sosialisasi dan mekanisme penerimaan mahasiswa baru tahun ini. Munawar memaparkan,untuk dana Sosialisasi ini masih seperti kemarin, yaitu operasional dari pihak Rektor Universitas yang telah disediakan. DAPIC sendiri belum mempertimbangkan untuk pembaharuan konsep pendanaan biaya sosialisasi dan penerimaan mahasiswa baru, pasalnya DAPIC baru berdiri tahun ini. Sedangkan untuk sosialisasi yang dilakukan oleh DAPIC, yang saat ini di jalankan; yaitu melalui brosur, jaringan alumi, iklan media masa dan kerjasama dengan sekolah-sekolah menengah atas. Sedangkan kendala mekanisme penerimaan mahasiswa baru tahun ini, yaitu sulitnya mensosialisasikan metode baru itu.

Munawar menambahkan, satukan bahwa prediksi calon mahasiswa yang akan diterima di UIN yaitu 4209 mahasiswa, termasuk S1, S2 dan S3 yang disaring melalui 9 jalur, yaitu :

  1. Ujian Tulis (Utul) I. dimana dukhususkan bagi calon mahasiswa yang sedang menempuh Ujian Nasional (belum lulus)

  2. Ujian Tulis II. Dikhususkan bagi calon yang sudah lulus Ujian Nasional.

  3. Computer Basic Tesk (CBT), ujian dengan mata tertentu dan berbasis computer

  4. PBUCM. Jalur yang dikhususkan bagi calon mahasiswa yang berprestasi

  5. Mahasiswa Asing. Jalur penerimaan mahasiswa baru dari luar negeri dan mendapatkan beasiswa

  6. Mahasiswa Daerah. Calon mahasiswa yang biayanya ditanggung daerah

  7. Jalur khusus kemitraan. Jalur seleksi bagi calon mahasiswa baru yang memiliki kemampuan kusus dan minat yang khusus pula. Pada tahun akademik 2009/2010 jalur ini dibuka oleh Fakultas Adab, Tarbiyah dan Saintek. Dikarenakan kesinergikan dekanat dapat Fakultas tersebut sangat mendukung.

  8. Kemudian jalur khusus kelembagaan, yang awalnya mengukuti dengan penyandang dana. Untuk tahun ini jurusan program study Tafsir Hadist (TH), Fakultas Ushuludin dan Jurusan atau program Study Perbandingan Madzhab dan Hukum (PMH) Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta telah mengikuti program khusus kelembagaan, yang bekerjasama di Rektorat Pendidikan, Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Departemen Agama RI

  9. Jalur selanjtnya ialah, SNMPTN yang jadwalnya mengikuti konsersium Yogyakarta; seperti UGM, UNY dan ISI.


Untuk jalur masuk yang tersisa, pak Munawar menuturkan, “tinggal 5 unuk jalur 9 yaitu; Utul II (15 Juni-17 Juli), Komputer Basid Test (1-7 April dan 22 Juni-17 Juli, jalur khusus kemitraan (16 Maret-17 April dan 15 Juni-17 Juli), dan SNMPTN yang mengikuti jadwal dari pusat akan berakhir hingga bulan Agusts 2009

Dan saat ini, jalur yang diprediksi paling diminati adalah ujian tulis II dan jurusan atau prodi favorit di luar jurusan”. Ushuludin adalah PAI yang mencapai 211 pendaftar, Tehnik Informatika 115 pendaftar dan KUI sekitar 135 pendaftar, sisanya berkisar abntara 30-60 pendaftar.

Munawar menjelaskan untuk perincian biaya berkisar antara 1.950.000-2.300.000, yang termasuk di dalamnya SPP, DPP dan Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing, Aplikasi Tekhnologi Informasi, perpustakaan, sosialisasi pembelajaran, OPAK dan dana silaturrahmi mahasiswa dengan para dosen.

Untuk sosialisasi yang dilakukan oleh DAPIC dan di Fakultas sendiri dirasa kurang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tanggapan pelajar kelas tiga di balik tembok UIN, seperti Raka, Pelajar SMA I Sleman yang mengetahui UIN karena lokasinya berdekatan dengan Amplaz. Ia mengatakan bahwa UIN adalah pilihan terakhir, bahkan ia sendiri tidak tahu Fakultas apa saja yang terdapat di dalam UIN. Saya sendiri kurang tahu betul tentang Fakultas apa saja yang ada di UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta ini. Meskipun saya tinggal dekat dengan UIN, tapi saya kurang tahu bagaimana sosialisasinya. Sehingga”, tutur Raka di kediamannya ketika dikunjungi Rhetor, Minggu (10/05). Lain halnya dengan Mila, siswa MAN II Yogyakarta yang masih sedikit tahu tentang UIN dari segi jembatan layang yang melintang antara gedung timur dan barat.

Namun tetap sama dengan penuturan Raka, yaitu menjadikan UIN sebagai pilihan terakhir. “Jika saya tidak diterima di Universitas terkemuka di Yogya, maka dengan ikhlas hati saya akan menjatuhkan pilihan saya di UIN”, tutur Mila.

“Tugas DAPIC dan Uinivesitas tidak lain untuk mampu menjadikan UIN sebagai kampus pilihan paling utama bagi calon mahasiswa”, ungkap Munawar di akhir perjumpaan dengan Reporter Rhetor. Terkait kapan waktunya adalah hal yang harus ditunggu oleh mahasiswa.



Peliput : Yasmin, Widyana lucky, Jauharotun nafisah dan Denin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar