23 November 2009

PEMUDA

Fuzi Asih
Pemuda...pemuda...
Fadhil berjalan gontai di bawah terik matahari, ia bergegas pulang menuju kamar kostnya yang bersahaja. Hari ini benar-benar hari yang melelahkan bagi mahasiswa fakultas dakwak UIN sunan kalijaga Yogyakarta itu. Jam 07:30 tadi ia baru bangun tidur setelah semalaman begadang membuat pesanan artikel sebuah surat kabar ternama di Yogyakarta yang pagi ini harus sudah di kirimkan lewat e-mail. Padahal, 5 menit lagi kuliah Pak Munawwir di mulai. Beliau dikenal dosen yang tegas (bukan killer loh...) dan amat sangat tidak suka jika ada mahasiswanya yang datang terlambat, tidak disiplin kilahnya. Jadilah fadhil mandi ekstra cepat demi mengejar sang waktu. Dan akhirnya fadhil bisa masuk kuliah meskipun di iringi tatapan sinis dari dosen, “tegas” itu yang pastinya sangat membuat tidak nyaman.
Seusai kuliah, Fadhil di “sidang” oleh teman-teman kuliahnya. Mereka protes pada fadhil yang akhir-akhir ini jarang kumpul-kumpul dengan mereka di Blandongan, atau kedai nusantara (tempat favorit mereka).
“ Dhil, ko kamu gak kumpul-kumpul sama kita-kita lagi? Punya komunitas lain ya?” sindir ale yang memang ceplas-ceplos itu.
“ Iya dhil, gak ada kamu nggak rame loh...si Usman ngocolnya jadi garing...” timpal Lukman si rambut jabrik ngawur.
“ Nggak ko temen-temen, aku nggak punya komunitas lain atau apalah istilah kalian. Aku hanya lagi sibuk nulis pesenan artikel-artikel dari koran-koran jogja. Alhamdulillah kemarin waktu aku nulis artikel tentang Manohara di KR, eh....banyak tawaran nulis artikel deh...”
Fadhil menghela nafas panjang, dan tersenyum arif kapada teman-temannya. Semoga mereka bisa mengerti, bisiknya dalam hati.
Ale, lukman, usman dan ato hanya bisa melongo. Fadhil sangat mengerti sifat temen-temennya itu, mereka anak orang- orang kaya namun sangat sulit di ajak berfikir serius, setidaknya mata kuliah.
“ Maafkan aku temen-temen, kalau selama ini aku jarang kumpul-kumpul sama kalian kaya dulu lagi, tapi bukan berarti aku lupa sama kalian. Aku sekrang ini sedang semangat-semangatnya menulis, kalian kan tahu aku pengen banget jadi penulis, makanya aku kamuk LPM RETHOR UIN ini. Dan aku harap kalian juga seperti itu, carilah organisasi dimana kalian bisa berproses disana. Jangan hanya kukiah, pulang ke kost, nongkrong dan makan. Sederhana sekali hidup kita kalau begitu. Irilah kalian pada mahasiswa yang berlari mengejar cita-cita dengan berorganisasi. Semoga kita di beri kemudahan oleh Allah ya...aku pergi dulu, Assalamu’alaikum..
Bukan fadhil merendahkan mereka, bukan!! Fadhil hanya ingin teman-temannya mengerti bahwa hidup ini penuh perjuangan. Dan mahasiswa bukanlah orang yang menyia-nyiakan waktu tapi orang yang mebuat yang terbaik dari waktu ke waktu. Karena kita adalah pemuda!!! Dan memiliki semangat seperti semangat pemuda tahun 1928 yang lalu...
Sejarah itulah yang membuat fadhil begitu bersemanga menjalani hari-harinya. Sejarah dimana pemuda-pemudi Indonesia bersatu padu berdiri di bawah angkuhnya gedung sate yang tinggi menjulang dan menantang panasnya terik matahari untuk meneriakkan ketegasan mereka bahwa mereka berbangsa satu bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Dan sumpah pemuda tersebut menggema dan mengudara pada 28 Oktober 1928. Semangat mereka yang hilang hingga tahun 2009 ini yang di sayangkan fadhil kepada pemuda-pemudi Indonesia saat ini. Itulah juga yang membuat fadhil selalu bersemangat menghadiri seminar tentang pemuda, sekolah gender dan lain sebagainya yang berbau pemuda.
Itulah fadhil, Fadhil afian mahasiswa atletis dari karawang.
###
“Dhil, sini Dhil liat TV. Itu tuh ada berita hangat Miyabi mau datang ke indonesia tapi di tentang sama FPI dan ulama. Ya...kalo menurutku sih nggak apa-apa ya kalo Miyabi mau dateng, ngapain pusing. Toh katanya dia Cuma main film komedi bukan film porno”, ujar irul temen sebelah kamar kost yang mempunyai TV di kamarnya. Sambil membawa gorengan Fadhil ikut masuk ke kamar Irul. Di dalam sudah ada Adi dan Hasbi yang lagi megap-megap kepedasan makan mie instan.
“ Loh piye to Rul, yang namanya artis film panas, mau main film apa aja ya tetep nanti ada bagian-bagian yang ehem ehem...” tandas adi pada irul.
“ Apa iya Dhili? Sebenernya aku juga pengen liat aslinya si Maria Ozawa alias Miyabi ini.” Irul kembali mengoceh sambil matanya tak lepas dari layar TV.
“ Terus kalo udah liat mau di kawinin ya rul?” hasbi yang sedari tadi menyantap mie instan ikut ngoceh.
“Kalo aku sih nggak bingung-bingung terserah mau dateng nggak artis porno itu..” lanjutnya.
“ wah wah...pemuda Indonesia aja nggak kritis begini gimana bangsannya ya...? kalian kan tahu bangsa kita lagi banyak banget dapet bencana dari Allah. Itu semua di tafsirkan kalau manusia udah banyak yang kufur dan nggak bersyukur. Kasihan toh bangsa kita. Eh...sekarang ada berita tentang kedatangan Miyabi lagi...duhhhh. apa nggak takut dunia kiamat ya. Wong yang membela miyabi di baris paling depan itu anak muda kok..mereka-mereka yang kangen sama gaya panasnya Miyabi. Duh..pemuda indonesia kita kok kaya gini banget ya. Irul jadi ikutan ngoceh meladeni teman-temannya. Cuman, karena lelah, fadhil jadi tertidur.
“ Loh, orang yang lagi ceramahnya kok tidur...”lirih Adi melihat Fadhil sudah melingker di kasur Irul.
Dalam mimpi, Fadhil melihat seorang gadis Asia yang cantik. Gaunnya putih tipis dan wajah yang sangat cantik. Ia mendekati Fadhil. Dada Fadhil berdetak kencang..
“Aku miyabi Dhil, kamu nggak suka ya ngeliat aku di Indonesia? Padahal aku pengen banget ketemu kamu loh...”! Ucapnya terbata. Fadhil hanya bisa memegangi jantungnya.
“ Ya udah Dhil, aku pergi aja ya. Dah..”
Gadis Asia nan cantik bernama Miyabi pun naik ke langit dan meninggalkan Fadhil yang berteriak memanggil namanya.
“ Miyabi...Miyabi...jangan pergi please, jangan tinggalin aku. Aku nggak ngelarang kok kamu ke Indonesia. Aku juga pengen ketemu kamu Miyabi...” Fadhil berteriak sekuat tenaga berharap Miyabi turun kembali ke bumi dan hidup berdua dengan Fadhil. Namun, yang Fadhil dengar hanya gelak tawa Irul, Adi dan Hasbi. Fadhil pun bangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling, yang ia lihat hanya ke tiga temannya yang sedang tertawa. Fadhil langsung tersenyum malu dan hanya garuk-garuk kepala yang tidak gatal
“Pemuda Indonesia harapan Indonesia kok mimpinya ngejar Miyabi...”koor irul, Adi dan Hasbi bersamaan.
Pemuda...pemuda...

Fuziasih.
Nama pena: zias GF.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar