25 Juni 2009

Refleksi Substansial Perubahan Manusia

Judul Buku : Revolusi Sejarah Manusia, Peran Rasul Sebagai Agen Perubahan

Penulis : Dr. Munzir Hitami

Penerbit : LKiS Yogyakarta

Cetakan : I (pertama), Januari 2009

Tebal : xii + 286 halaman


Peradaban, pemikiran dan persepsi muncul sejak manusia telahir ke dunia ini. Ia bergerak dinamis dan berinisiatif untuk membentuk kultur, tatanan sosial, dan peradabannya sendiri. Ketika mereka telah membentuk komunitas atau suku yang melahirkan sikap primordialitas dalam interaksi sosialnya, saat itulah mulai terbentuk potensi kejahatan, kedzaliman, marginalisasi dan penindasan.


Maka kehadiran nabi sebagai utusan Tuhan dengan bekal kitab suci-Nya memiliki peran penting dalam hal ini. Mereka diberi wahyu dan dibebani tanggung jawab yang berat untuk menyerukan kebenaran mengajak manusia agar bisa membedakan yang haq (benar) dan bathil (salah) serta menyerukan amar makruf nahi munkar. Tidak hanya mengajak manusia untuk mengenal Tuhannya semata, tetapi juga mengajak mereka untuk membaca sekaligus memahami akan kebesaran-Nya, misalnya, tentang alam semesta beserta isinya.


Nabi adalah seorang revolusioner yang memadukan dua peran, yaitu sebagai penerima wahyu Ilahi yang dibimbing oleh kebenaran Ilahiyah dan seorang revolusioner atau pemberontak yang membawa perubahan-perubahan radikal dalam tatanan sosial yang sudah usang, kacau, jahil dan mentrasformasikannya ke model perilaku, pemikiran, emosi dan moral manusia yang sesuai dengan kebenaran wahyu.


Buku Revolusi Sejarah Manusia ini berusaha untuk membangkitkan makna perubahan seperti yang terkandung dalam al-Quran tentang kisah para Rasul. Itulah mengapa penulis berkesimpulan bahwa kisah para Rasul dalam al-Qur’an itu merupakan agen perubahan pada sejarah umat manusia. Al-Qur’an sebagai wahyu suci menerangkan betapa penting para Rasul dalam mengubah suatu masyarakat bangsa dari masyarakat tribal tak bermoral menjadi masyarakat yang religius dan berakhlak mulia.


Para sejarawan banyak menaruh perhatian terhadap persoalan perubahan manusia. Mereka mencoba membuat proyeksi-proyeksi prospek ideologis dengan mengacu pada sejarah masa lampau. Berbagai teori pun bermunculan untuk mengamati pergerakan dan perubahan sejarah umat manusia.


Secara makro, telaah tentang sejarah dalam perspektif al-Qur’an dapat digolongkan dua macam, yakni perubahan sebagai substansi dan perubahan sebagai fenomena. Perubahan yang pertama lebih mengenai hakikat dan bentuk perubahan, sedangkan yang kedua lebih sebagai gejala dalam perjalanan masyarakat manusia dari suatu umat, baik simbol-simbol, maupun dalam bentuk ajaran-ajaran normatif.


Perubahan umat manusia dalam al-Qur’an maupun dalam realitas empiris di alam dunia ini merupakan peran penting rasul sebagai agen perubahan. Kisah para rasul dalam al-Quran dapat berfungsi sebagai peringatan (al-Ibrah) bagi umat manusia.


Mereka berjuang dengan gigih dan berani untuk membebaskan umat manusia yang menderita karena perbudakan oleh orang-orang yang zalim yang mengeksploitasi orang lain, para bangsawan, para pemilik budak dan para ahli agama. Mereka mengangkat harkat manusia dari jurang kelemahan, dan ketidaksempurnaan yang diakibatkan oleh syirik, rasa takut, nafsu yang liar, egoisme, arogansi, dan nafsu libido materi.


Gambaran tentang perubahan yang diperankan oleh para rasul dapat membantu manusia memaknai dan mengambil pesan moralnya dalam konteks kekinian. Kita harus belajar dari semangat kisah tersebut untuk mendiagnosa kompleksitas kehancuran dan kezaliman yang terjadi saat ini. Tentulah, kita masih butuh sifat ketokohan, keteladanan, serta kepemimpinan yang ditunjukkan para Rasul dengan caranya sendiri menyelesaikan cobaan, rintangan dan segala bentuk kerusakan moral dan dehumanisasi lainnya.


Kisah Rasul yang diangkat dalam al-Qur’an, juga dalam buku ini dimaksudkan agar para pembaca dapat merenungi dan menggugah ”suatu gerakan perubahan” yang terstruktur dan terencana. Semangat kisah dalam al-Qur’an adalah menciptakan suasana lahir dan batin seseorang untuk melahirkan inspirasi futuristik dan inisiatif yang positif. Jatuh bangunnya suatu bangsa, sangat tergantung pada pergerakan pemimpin dan kaumnya, seperti halnya kisah para rasul dalam buku ini. Selamat membaca!


Penulis Iqro’ Alfirdaus, Mahasiswa KPI Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar